Wonosobo tak pernah kehabisan pesonanya, mulai dari keindahan alamnya, tutur ramah para penduduknya dan hal lainnya yang membuat kita selalu ada alasan untuk ke sini lagi dan lagi. Tentu kamu sudah tahu bagaimana indahnya menikmati sunrise di Sikunir, serunya mendaki gunung Sumbing dan Sindoro, hingga menapaki sejarah dan budaya di Candi Arjuna. Berada di dataran tinggi membuat Wonosobo dan sekitarnya memiliki suhu udara dingin, bahkan ketika bulan-bulan tertentu, suhu di sini bisa menjadi nol derajat.
Dinginnya udara yang bersinergi dengan suasana yang tak terlampau ramai membuat wilayah ini menjadi destinasi wisata favorit bagi para pelancong, terutama bagi mereka yang ingin melepas penat dari kepadatan dan keruwetan kota-kota besar di Indonesia.
Tak hanya sampai di sana, Kabupaten yang terletak di Jawa Tengah ini memiliki kuliner khas yang patut kamu coba. Tentu tak lengkap jika kamu berlibur tanpa mencicipi kuliner khasnya. Pokoknya kuliner ini sangat otentik. Berikut 6 Kuliner Khas Wonosobo yang wajib kamu cicipi!
Udara dingin dan rintik hujan adalah paduan terbaik untuk menyantap Mie ongklok. Mi khas Wonosobo ini memang menjadi kuliner buruan bagi para pelancong. Boleh dikatakan belum lengkap jika ke Wonosobo bila tak mencicipi Mie ongklok. Mie ongklok merupakan mi kuning yang direbus dengan campuran kol dan daun kucai. Mi ini disajikan dengan kuah kental berwarna kecoklatan. Kuahnya bertekstur kental dan sedikit manis yang berasal dari campuran tepung kanji yang disebut loh.
Mie ongklok semakin nikmat kala dimakan bersama sate sapi dan tempe kemul. Jika kamu penikmat pedas, tentu sudah sangat wajib menambahkan sambal, maka duarrrr rasanya pedas manis nendang. Ada yang menarik dari sebutan mie ongklok. Ongklok sendiri adalah sebutan untuk peniris yang terbuat dari anyaman bambu, digunakan untuk merebus mi, kol dan kucai.
Tentu kamu tak akan kesulitan untuk mencari kudapan satu ini, sebab di beberapa sudut kota ada kedai mie ongklok. Nah, salah satu mie ongklok legendaris yang ada di Wonosobo adalah Mie Ongklok Longkrang yang berada di jalan Pasukan Ronggolawe No. 14. Siapkah kamu mencoba mie ongklok?
Melintasi jalanan Wonosobo hingga Dieng, kamu bakal menemukan tulisan Carica. Carica bukanlah sebuah nama tempat, melainkan buah yang mirip dengan pepaya, tapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Carica tumbuh subur di wilayah Dieng. Buah ini pun tak bisa ditemukan di wilayah lain karena tidak cocoknya tanah dan suhu udara.
Carica biasa diolah menjadi manisan dan keripik. Daging carica memiliki rasa asam sementara biji carica memiliki rasa asam manis. Pokoknya kelezatan buah ini mengandung kesegaran, apalagi jika dimakan dalam keadaan dingin. Kamu juga bisa berbagi kelezatan carica dengan orang terkasih. Carica tersedia dalam berbagai kemasan mulai dari wadah kecil hingga botol. Pastikan manis dan asamnya buah carica menemani liburanmu ya!
Tentunya kamu sudah tak asing dengan tempe mendoan atau gorengan tempe. Jika kamu mengaku sebagai penikmat gorengan tempe, kamu harus coba olahan tempe satu ini, olahan tempe khas Wonosobo yakni tempe kemul. Tempe kemul adalah gorengan tempe yang dicampur dengan terigu serta ditaburi kucai. Rasanya gurih dan renyah. Tempe kemul sangat sedap dimakan ketika masih panas. Hampir semua warung makan yang berada di Wonosobo selalu menyajikan tempe kemul. Sehingga kamu tak akan kesusahan untuk mencicipinya.
Selain itu, tingginya minat terhadap tempe kemul membuat olahan ini hadir dalam bentuk snack. Tentu dengan hadirnya kemasan seperti ini membuat tempe kemul bisa dijadikan buah tangan dan bisa disantap di mana saja di kala luang.
Beranjak dari kelezatan tempe kemul, masih ada kudapan yang tak kalah lezat, yakni Geblek. Kamu bisa menemui geblek di para penjual gorengan yang sering wara-wiri di sekitaran kamu. Panganan khas Wonosobo ini berwarna putih dengan bentuknya sembarang yang terbuat dari tepung pati yang dicampur dengan daun kucai. Geblek memiliki tekstur alot, tetapi jangan ragukan kelezatannya, apalagi jika dimakan selagi panas.
Kamu juga bisa berkreasi dengan geblek, sebab panganan ini cocok dipadukan dengan berbagai kuliner lain yang ada di Wonosobo seperti mie ongklok atau pecel. Jadi, kalau kamu kebetulan melihat penjaja gorengan di Wonosobo, jangan ragu untuk memberhentikannya dan segera tebus panganan geblek dengan uang yang ada di sakumu.
Nasi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Tak heran jika kamu sering mendengar ungkapan “belum kenyang kalau belum makan nasi.” Oleh karena itu, kita akan membahas nasi khas masyarakat Wonosobo. Dalam bahasa Jawa, nasi disebut Sego. Salah satu sego yang autentik di sini adalah Sego Megono, yakni nasi yang dicampur dengan sayuran dan ikan teri. Sayuran biasanya diiris kecil-kecil lalu ditaburi ikan teri. Campur padu sayur dan teri membuat kudapan ini memiliki rasa gurih yang bisa menggoyang lidah bagi siapa saja yang menyantapnya.
Panganan khas ini juga memiliki nama lain yakni sego reged. Sebutan ini muncul tidak lain karena penampilan kuliner ini yang terlihat “kotor”. Meski begitu jangan pernah ragukan kelezatannya, sekali kamu mencoba dijamin kamu bakalan mau nambah lagi dan lagi.
Kamu tak boleh melewatkan minuman khas Wonosobo satu ini yang sangat cocok sebagai penghangat tubuh, yakni Purwaceng. Minuman ini terbuat dari tanaman obat yang kabarnya hanya tumbuh di dataran tinggi seperti Dieng. Masyarakat sekitar menyebutnya juga tananam ginseng Dieng. Minuman Purwaceng dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti masuk angin, susah buang air kecil, pegel linu, dan lainnya. Tak cukup sampai di sana, mengonsumsi rutin purwaceng dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga kamu tak akan mudah terkapar.
Masyarakat Dieng percaya minuman herbal ini dapat meningkatkan vitalitas pria. Meski begitu, para wanita pun kerap mengonsumsi Purwaceng sebagai penawar hawa dingin. Sebelum tersaji dalam bentuk minuman, Purwaceng mengalami beberapa pengolahan mulai dari pengeringan, penumbukan, hingga siap diseduh dengan air panas atau menjadi campuran kopi. Bagi para pelancong seperti kamu, Purwaceng tersedia dalam bentuk kemasan yang bisa kamu bawa pulang. Jadi, jangan lupa untuk konsumsi dan bawa pulang Purwaceng biar kondisi badanmu terjaga dan bisa liburan dengan santuy.
Nah, kamu sekarang sudah tahu kuliner tradisional khas Wonosobo yang harus kamu cicipi kan? Jadi, kuliner mana saja yang sudah kamu incar dan paling membuat tergiur? Jangan lupa juga untuk berbagi nikmatnya kuliner khas Wonosobo dengan orang-orang terdekatmu ya!
Menikmati keindahan alam Wonosobo makin lengkap dengan ditemani panganan khasnya. Selain rasanya yang enak, pastinya kuliner ini tidak akan menguras dompetmu deh! Selamat berlibur dan berkuliner ria. Semoga menyenangkan dan balik lagi ke Wonosobo yah!
Artikel kiriman: Rulfhi Alimudin
Please go back to portrait mode for the best experience
Comments are closed here.